Kamis, 27 November 2014

Penelitian BIOLOGI tentang intensitas cahaya terhadap perkecambahan tanaman Lombok



BAB I
                                                          PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
        
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat (tidak hijau). Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang labih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman Lombok. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk Indonesia tanaman Lombok adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu juga banyak lahan penduduk yang ditanami rempah-rempah khususnya Lombok.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan Lombok yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tanaman Lombok. Pada intinya cahaya sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan yang optimal pada satu tumbuhan, oleh karena itu kelompok kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Intesitas Cahaya Pada Perkecambahan Tanaman Lombok”.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh intesitas cahaya pada perkecambahan tanaman lombok ? ”
1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara tumbuhan yang tumbuh dengan cahaya matahari dan tanaman yang tumbuh tanpa adanya cahaya matahari. Dengan penelitian ini kami juga ingin mengetahui apakah benar tanaman yang terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih optimal daripada tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari. Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Dasar Teori
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertambahan jumlah sel dan bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju kedewasaaan secara kualitatif terhadap pengembangan tubuh organisme.
Cabai berasal dari dunia baru (Meksiko, Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan). Penyebab rasa pedas pada cabai adalah capcaisin yang bervariasi menurut varietas dan dipengaruhi iklim.
Jenis cabai :
1.        Cabai besar ( Capsicum annum) :
a)                        Cabai merah ( Capsicum annum var. longnum )
b)                       Paprika ( Capsicum annum var grossum)
c)                        Cabai hijau ( Capsicum annum var. annum)
2.          Cabai rawit ( Capsicum futescens)
a)                        Cabai jemprit
b)                       Cabai ceplik
c)                        Cabai putih

Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan mengembangkan cabai adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika Tengah, dan orang Aztek di Meksiko. Mereka memanfaatkannya sebagai bumbu masakan.
Tanaman cabai termasuk tanaman semusim (annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum), tanaman cabai tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta).
Biji cabai tertutup oleh kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabai terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam sub-kelas Sympetalae.
Perakaran tanaman cabai merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35 – 50 cm. Akar lateral menyebar dengan panjang berkisar 35 – 45 cm. Batang Tanaman Cabai Batang utama tanaman cabai tegak lurus dan kokoh, tinggi sekitar 30 – 40 cm, dan diameter batang sekitar 1,5 – 3,0 cm. Batang utama berkayu dan berwarna cokelat kehijauan.
Pada budidaya cabai intensif pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi pada umur 30 – 40 hari setelah tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10 – 15 HST.Cabai termasuk dalam jenis holtikultura (sayur-sayuran) atau jenis tanaman perkebunan yang rasanya pedas. Rasa pedas ini dapat mendorong nafsu makan, bahkan rasa pedas ini dapat bermanfaat untuk mengatur peredaran darah, memperkuat jantung, mencegah flu/demam dan membangkitkan semangat dalam tubuh.
Akar cabai adalah akar tunggang, sedangkan batangnya tegak lurus bisa mencapai 100 cm. Daun berwarna hijau, bunganya berbentuk seperti terompet dan termasuk bunga yang lengkap (ada mahkota, benang sari, kelopak bunga dan putik). Bunga keluar dari ketiak daun.
Buah cabai banyak mengandung vitamin A yang dapat mencegah kebuataan, sedangkan vitamin C dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran industri makanan dan obat-obatan. Daun cabai bisa digunakan untuk mengobati luka. Untuk merangsang agar ayam cepat bertelur, dengan cara membubuhi cabai ke makanannya.

2.2  Klasifikasi tanaman
Botani Tanaman Cabai Rawit
Cabai rawit (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili Solanaceae.   Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk ke dalam genus Capsicum, diantaranya adalah lima spesies yang telah dibudidayakan, yaitu : C. baccatum, C. pubescens, C. annuum, C. chinense dan C. frutescent.

Klasifikasi Tanaman Cabai :
a)       Kingdom     : Plantae
b)       Divisi          : Spermathophyta
c)       Subdivisi    : Angiospermae
d)       Kelas           : Dicotyledon
e)       Subkelas     : Sympetalae
f)        Ordo            : Tubiflorae (solanales)
g)       Famili          : Solanaceae
h)       Genus          : Capsicum
i)         Spesies        : Capsicum annum L
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen dipakai dalam proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan punmenjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu  pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami  penurunan. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivasi enzim. Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam keadaan gelap.
Perkecambahan memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi. Karena itu di tempat gelap kecambah tumbuh lebih panjang daripada di tempat terang. (Istamar Syamsuri, 2004) Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya  perkecambahan adalah sebagai berikut :
a)       Pembelahan sel      : Jumlah bertambah banyak
b)       Spesialisasi             : Sel-sel yang sejenis berkelompok
c)       Diferensiasi sel      : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
d)       Organogenesis sel         : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
e)       Morfogenesis sel         : Kekhususan antar organ dalam bentuk dan fungsi
f)        Perkecambahan           : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
Jenis perkecambahan:
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:
1.    Perkecambahan tipe epigaeal,
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil.
1.        Perkecambahan tipe hipogaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil Perkecambahan.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan cabai.
A.         Faktor Internal
1.        Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang ada dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
 2.   Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis.
Ada 2 kelompok hormon yaitu :
a)             Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
b)    Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin
3.        Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup (Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama
B.    Faktor Eksternal
1.  Air dan mineral
Masuknya air kedalam biji  aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
2.          Cahaya matahari
Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis, Untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunya berukuran lebih kecil, tipis, dan berwarna pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada intensitas ( kuat penyinaran ) saja, namun ada factor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendricks dan Borthwick pada tahun 1984, menunjukkan bahwa cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang gelombang 660nm.Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merespons terhadap spectrum cahaya adalah fitokrom suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energy kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap reaksi terang.
3.         Suhu
Tiap kenaikan suhu 10º C, kecepatan reaksi enzim menjadi dua kali lipat. Hal ini berlaku dalam batas suhu yang wajar. Kenaikan suhu berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat. Sehingga, pada saat bertubrukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan molekul substrat terikat pada sisi aktif enzim.
Peningkatan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan atom-atom penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen terputus dan enzim terdenaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan enzim terlepas dari substratnya. Hal ini, menyebabkan aktivitas enzim menurun, denaturasi bersifat irreversible (tidak dapat balik). Setiap enzim mempunyai suhu optimum, sebagian besar enzim manusia mempunyai suhu optimum 37º C. Sebagian besar enzim tumbuhan mempunyai suhu optimum 25º C.
4.         Nutrisi
 Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
5.         Kelembapan
 Tanah dan udara yang lembab berpengaruh terhadap pertumbuhan. Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
2.4       Hormon Pada Tumbuhan Yang Mempengaruhi pada Percobaan Kami
Auksin
Jaringan penghasil pada tunas apikal, daun muda, embrio dalam sel. Merangsang perpanjangan sel batang dan merangsang pertumbuhan sel akar, diferensiasi, percabangan, dominansi tunas apikal, perkembangan bakal buah, fototropisme dan gravitropisme.


Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi giberelin :
a)        Pemanjangan tumbuhan
b)       Berperan dalam partenokarpi
Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua.
Asam absiat
Asam absiat berfungsi untuk :
a)        Menghambat pembelahan dan pemanjangan sel.
b)       Menunda pertumbuhan atau dormansi.
c)        Merangsang penutupan mulut daun pada musim kering, sehingga mengurangi aktifitas transpirasi.
Florigen
Hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga.

Kalin
Hormon yang berfungsi merangsang organ tumbuhan. Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
a)        Rhizokalin : Hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan vitamin B
b)       Kaulokalin : Hormon yang merangsang pembentukan batang
c)        Filokalin : Hormon yang merangsang pembentukan daun
d)       Antokalin : Hormon yang merangsang pembentukan bunga
Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.
2.5       Hipotesa
        Untuk mengarahkan jalannya penelitian ini maka diajukan hipotesis bahwa intensitas cahaya yang berbeda pada tanaman cabai akan memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
a.         Waktu penelitian   : September-Oktober tahun 2014
b.        Tempat penelitian :           Dilakukan dirumah anggota peneliti (Anggi Y. Ambarayu)
3.2   Populasi dan Sampel
a.         Populasi  : 9 bibit tanaman cabai dengan variasi sama
b.        Sampel   : 9 pot @ 1 biji ( 9 biji ) dengan variasi sama
3.3   Identifikasi Variabel
1.        Bebas   : Intesitas cahaya matahari
2.        Terikat  : Perkecambahan tanaman cabai
3.4   Definisi Operasional Variabel
1.        Bebas
Yang dimaksud intensitas cahaya matahari dalam penelitian ini adalah
a)       perlakuan pada 3 tanaman yang diletakkan dalam ruangan tertutup dan tidak terkena cahaya matahari,
b)       3 tanaman yang diletakkan di ruangan terbuka dan terkena cahaya matahari secara langsung setiap hari,
c)       3 tanaman yang diletakkan di ruangan terbuka yang terkena cahaya matahari secara langsung setiap 3 hari sekali.
2.         Terikat
Mengamati perkecambahan cabai dengan mengukur tinggi batang menggunakan mistar dengan satuan milimeter dan mengamati perbedaan warna batang/daun setiap 3 hari sekali selama 12 hari.
3.5   Prosedur kerja
3.5.1 Alat dan Bahan
1.        9 buah pot/gelas plastic yang masing-masing yang sudah diberi tanah setinggi ±5 cm.
2.        Mistar (milimeter).
3.        Sembilan biji cabai yang sudah di keringkan.
4.        Air
5.        Cahaya matahari
3.5.2  Langkah kerja
1.         Menyiapkan alat dan bahan.
2.         Menganbil biji cabai yang sudah dikeringkan.
3.         Menanam 3 biji cabai ke pot I dan meletakkan di dalam ruangan yang tidak terkena cahaya matahari yang ditandai dengan nama Perlakuan I.
4.         Menanam 3 biji cabai ke pot II dan meletakkannya di luar ruangan yanga terkena matahari secara langsung yang ditandai dengan nama Perlakuan II.
5.         Menanam 3 biji cabai ke pot III dan pada hari pertama hingga hari ketiga di letakkan di dalam ruangan, pada hari keempat di letakkan diluar ruangan yang terkena cahaya matahari. Dan pada hari kelima hingga hari ketujuh diletakkan lagi di dalam ruangan. Dan dilakukan hal yang sama terus menerus yang ditandai dengan nama Perlakuan III.
6.         Menyirami tanaman cabai setiap hari pada sore hari.
7.         Mengukur ukuran perkecambahan tiap-tiap tanaman cabai dan mengamati warna batang/daun setiap 4 hari sekali selama 2 minggu.
8.         Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel hasil penelitian.

3.6   Tabel Pengamatan
        Data 1
Perlakuan I (Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata





















       Perlakuan II (Tidak Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata






















       Perlakuan III (Terkena Cahaya Matahari Setiap 3 Hari Sekali)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata





















        Data 2  :
Perlakuan I (Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata






















Perlakuan II (Tidak Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata





















            Perlakuan III (Terkena Cahaya Matahari Setiap 3 Hari Sekali)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
1)       Tabel Pengamatan
        Data 1
Perlakuan I (Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
24 mm
33 mm
18 mm
25 mm
01 Oktober 2014
26 mm
36 mm
24 mm
28,7 mm
03 Oktober 2014
31 mm
39 mm
29 mm
33 mm
05 Oktober 2014
47 mm
40 mm
35 mm
40,7 mm

       Perlakuan II (Tidak Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
28 mm
16 mm
25 mm
52,3 mm
01 Oktober 2014
33 mm
24 mm
37 mm
31,3 mm
03 Oktober 2014
35 mm
28 mm
39 mm
34 mm
05 Oktober 2014
-
-
-
-

           Perlakuan III (Terkena Cahaya Matahari Setiap 3 Hari Sekali)
Pengamatan (Tanggal)
Tinggi Batang
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
18 mm
26 mm
11 mm
47,67 mm
01 Oktober 2014
26 mm
35 mm
16 mm
25,7 mm
03 Oktober 2014
32 mm
37 mm
26 mm
31,7 mm
05 Oktober 2014
36 mm
39 mm
34 mm
36,3 mm

Data 2  :
Perlakuan I (Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
01 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
03 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
05 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau


Perlakuan II (Tidak Terkena Cahaya Matahari)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
01 Oktober2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
03 Oktober 2014
Hijau Kekuningan
Hujau Kekuningan
Hijau Kemerahan
Hijau  Kekuningan
05 Oktober 2014
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat

Perlakuan III (Terkena Cahaya Matahari Setiap 3 Hari Sekali)
Pengamatan (Tanggal)
Warna Batang/Daun
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata-Rata
29 September 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
01 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
03 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
05 Oktober 2014
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau

2)         Grafik
3)         Gambar







4.2  Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perkecambahan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal ini menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi perkecambahan tanaman cabai.





Bedasarkan tabel diatas tentang perkecambahan cabai, pada awalnya tampak bahwa perkecambahan paling cepat adalah tanaman cabai yang hidup di tempat yang gelap dibanding tanaman cabai yang hidup di tempat yang terang (terkena sinar matahari). Pada hari pertama pengamatan, dimasing-masing tempat menunjukkan bahwa tanaman cabai belum menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dalam jangka waktu 3 hari, ukuran tinggi batang tanaman cabai di masing-masing tempat mengalami perbedaan yang cukup jauh. Tanaman cabai yang tidak terkena cahaya matahari tumbuh lebih cepat dibanding dengan tanaman cabai yang terkena cahaya matahari.
        Tanaman yang ditanam di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang ditempat terang. Hal ini disebabkan karena pengaruh auksin (hormon tumbuhan yang mengatur pertumbuhan sel di meristem ujung ) yang terdapat pada pucuk akan terurai jika terkena cahaya matahari. Namun, tumbuhan di tempat gelap cenderung lemah, tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati setelah cadangan makanannya habis. Hal ini disebut sebagai gejala etiolasi. Ini karena cahaya juga merangsang pembentukan klorofil, tumbuhan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dan akhirnya tidak dapat membuat makanannya sendiri( fotosintesis ). Hal ini terbukti setelah pengamatan selama satu minggu, tanaman cabai yang tidak terkena cahaya matahari tersebut mati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut. Tumbuhan dalam percobaan kali ini adalah tanaman cabai yang di daerah gelap tumbuh lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman cabai ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.
Tanaman cabai yang diletakkan di tempat terang (terkena cahaya matahari setiap hari) tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman cabai ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil. Sedangkan, tanaman cabai yang terkena cahaya matahari setiap 3 hari sekali tumbuh lebih tinggi namun memiliki fisik yang lebih lemah dan lebih rentan terkena gejala etiolasi dibanding tanaman yang terkena cahaya matahari setiap hari.

5.2  Saran
a.        Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
b.        Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
c.        Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas lombok yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.

Daftar Pustaka

 



LAMPIRAN