Selasa, 12 April 2016

laporan mikrobiologi pembuatan media dan penanaman bakteri

I.          TUJUAN DAN PRINSIP PRAKTIKUM
A.      Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan pembuatan medium dasar untuk bakteri dan jamur.
B.       Prinsip Praktikum
Media yang dibutuhkan bag
I.          TUJUAN DAN PRINSIP PRAKTIKUM
A.      Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan pembuatan medium dasar untuk bakteri dan jamur.
B.       Prinsip Praktikum
Media yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia, sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaidah umum kimia.
II.          DASAR TEORI
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut madium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang ditambah darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk,1993)
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media yang berupa moleku-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Pembuatan media didasarkan pada fungsi komposisi media dan konsistensinya sehingga dapat tumbuh dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. (Hadietomo,1993)
Bahan-bahan media pertumbuhan antara lain :
1.         Bahan Dasar
a.       Air (H2O) sebagai pelarut
b.      Agar (dari rumput laut) bukan sebagai makanan bakteri karena agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme
c.       Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kalogen.
d.      Silica gel, bahan yang mengandung natrium silikat. Sebagai pemadat media
2.         Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C,H,O,N dan P. Dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan atau trace element.
3.         Bahan yang digunakan dalam pembuatan media
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan dapat terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling). Jika tercampur air dingin, agar tidak akan larut. Pencairan dan pemadatan agar berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan PH asam pada agar. (Kusnadi,2003)
Jenis penggolongan media antara lain :
Media dapat digolongkan berdasarkan susunan kimia, sifat wujudnya dan fungsinya.
1.         Berdasarkan susunan kimia
a.       Media anorganik, merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
b.      Media organik, merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan organik
c.       Media sintetik (media buatan), merupakan media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Biasanya untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba.
d.      Media non sintetik, merupakan media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Biasanya untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. (Schlegel, 1994)
2.         Berdasarkan sifat wujudnya
a.       Media cair, merupakan media yang berbentuk cair dan biasa dipakai yaitu kaldu.
b.      Media padat, media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah.
c.       Media padat yang dapat dicairkan (semi solid), suatu bahan apabila dalam keadaan panas akan berbentuk cair. Sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media Agar.
3.         Berdasarkan fungsinya
a.       Media diperkaya, media yang ditambahi dengan zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak tanaman.
b.      Media selektif, media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif).
c.       Media diferensial, media yang ditambahi zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya.
d.      Media penguji, media yang susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin. misalnya vitamin asam-asam amino, antibiotik dan sebagainya.
e.       Media untuk perhitungan jumlah mikroba, media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
f.       Media khusus, media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubaha-perubahan kimia tertentu. (Schlegel, 1994)
Menurut kandungan nutrisinya, media dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1.        Defined Media (Synthetic Media)
Defined media merupakan media yang komponen penyusunnya sudah diketahui atau ditentukan. Media ini biasanya digunakan dalam penelitian  untuk mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme, contoh: media untuk E.Coll. (Pratiwi,2008).
2.        Media kompleks ( Complex Media)
Media kompleks merupakan media yang tersusun dari komponen yang secara kimia tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikroorganisme tertentu tidak diketahui. Contoh : ekstrak daging, ekstrak khamir atau yeast extract dan pepton. Contohnya : Nutrient Broth/ Agar, Tryptic Soya Broth (TBS)/ Tryptic Soya Agar (TSA), MacConkey Agar (Pratiwi,2008).
3.        Media penyubur
Media penyubur merupakan media yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Media ini digunakan bila kita ingin menumbuhkan salah satu mikroorganisme dari kultur campuran (Pratiwi,2008).
4.        Media umum
Media umum merupakan media pendukung bagi banyak pertumbuhan mikroorganisme, contoh : TSB , TSA (Pratiwi,2008).
5.        Media selektif
Media selektif merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain. Pada media ini ditambahkan bahan penghambat pertumbuhan (Pratiwi,2008).
6.        Media diferensial
Media diferensial merupakan media yang digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan bahkan dapat digunakan untuk identifikasi. Contohnya adalah media agar darah (Pratiwi,2008).
7.        Media khusus
Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Contoh bahan-bahan itu adalah natioglikolat system, asam askorbat, sebagai indicator anaerob digunakan rezasurin ( bila terjadi oksidasi yang berarti bakteri bersifat aerobic, akan terbentuk warna merah). (Pratiwi,2008)

III.          METODOLOGI PRAKTIKUM
A.      Alat
1.         Autoclave
2.         Timbangan analitik
3.         Inkubator
4.         LAF
5.         Jarum ose
6.         Tabung reaksi
7.         Rak tabung
8.         Gelas ukur
9.         Batang pengaduk
10.     Erlenmeyer
11.     Kapas dan kassa
12.     Lampu spiritus
13.     Korek api
14.     Aliminium foil

B.       Bahan
1.         Nutrien Agar
2.         Aquadest
3.         Sampel bakteri salmonella, E. colli , dan streptococcus

C.       Skema Kerja
1.   Cara Pembuatan Media
Rounded Rectangle: Setelah beku, media agar miring dapat digunakan untuk penanaman mikroba
Rounded Rectangle: Disumbat mulut Erlenmeyer dan dilapisi aluminium foil
 



















2.   Cara Penanaman Bakteri
Rounded Rectangle: Inkubasi bakteri pada suhu 36,9 ºC selama 1x24 jam.
Rounded Rectangle: Nyalakan lampu Spritus
(di dalam LAF )
 









                                                                                
Rounded Rectangle: Ambil sedikit bakteri dari ujung tabung reaksi menggunakan jarum ose (di dalam LAF)
 
Rounded Rectangle: Bakar jarum ose sampai berpijar (di dalam LAF)

                                                                                                                       


IV.          HASIL PENGAMATAN
NO.
GAMBAR
KETERANGAN
1.
ü  Media (Nutrient Agar) sebelum dilarutkan
ü  Butiran berwarna kuning/coklat muda

2.
ü  Media setelah dilarutkan dengan aquades
ü  Larutan berwarna coklat muda/kuning keruh

3.
ü  Media sebelum disterilkan dalam  autoclave

4.
ü  Media setelah disterilakan dalam autoclave dengan temperature suhu 121˚C selama 15 menit.
ü  Media berwarna kuning /coklatmuda sangat jernih

5.
ü  Media dituang dalam tabung reaski dan di letakkan miring dilakukan  di dalam Laminal Air Flow
ü  Setelah didiamkan  media menjadi agar yang berbentuk miring

6.
ü  Media ditanamkan bakteri pada masing-masing tabung reaksi yang berisi media, tiap tabung reaksi ditanamkan bakteri yang berbeda.

7.
ü  Media sebelum dimasukkan dalam inkubator untuk menjaga kestabilan situasi dan kondisi agar tidak terkontaminasi

8.
ü  Media setelah dimasukkan incubator selama 1 x 24 jam dengan suhu 36,9
ü  Bakteri yang ditanam tubuh tetapi sangat kecil memungkin untuk melihat dengan mata.




V.          PEMBAHASAN
Pada penanaman bakteri hal yang paling penting selain menanam bakteri ialah bagaimana kita membuat media tanam. Media tanam merupakan campuran zat-zat organik maupun non organik yang dibuat untuk menumbuhkan bakteri. Pada pembuatan media tanam ini digunakan bahan agar nutrien sebagai bahan utamanya. Nutrien agar (NA) merupakan salah satu media umum yang digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji produk pangan ataupun untuk mengisolasi mikroorganisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah ekstrak daging, pepton, agar dan air. Agar berfungsi untuk memadatkan medium. Hal-hal penting yang kita tekankan saat pembuatan media agar ini ialah penimbangan, pelarutan, dan sterilisasi, artinya penimbangan agar nutrien harus dilakukan secara tepat menggunakan timbangan analitik yang ketepatannya sudah diuji agar media tersebut dapat terbentuk dengan baik.
Kemudian dilakukan pelarutan agar dengan menggunakan 200 ml air di dalam erlenmeyer,  pelarutan ini dilakukan sebaik mungkin dengan tujuan tidak ada lagi butiran agar yang belum terlarut dalam air. Oleh sebab itu dilakukan penggojogkan yang kemudian dilanjutkan dengan pengadukan menggunakan batang pengaduk steril, digunakan batang pengaduk steril dimaksudkan untuk meminimalisir kontaminasi dengan makhluk hidup lain. Setelah dilakukan pelarutan tutup erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil, yang kemudian dilakukan sterilisasi dalam autoclave.
Sterilisasi ini bertujuan mematikan segala bentuk kehidupan yang ada di dalam media, agar pada saat penanaman bakteri yang ingin ditanam tidak terkontaminasi dengan bakteri-bakteri lain. Sterilisasi dilakukan selama 15 menit dengan suhu 1210C. setelah sterilisasi dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan media. Media yang akan dibuat ialah media agar miring, digunakan media agar miring karena berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga banyak bakteri yang tumbuh. Pembuatan media ini dilakukan di dalam LAF (Laminar Air Flow) dan mulut tabung juga dilakukan pemijaran, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi dengan bakteri-bakteri lain yang tidak diinginkan.
Setelah pembuatan medium agar miring, dilakukan penanaman bakteri atau biasa disebut dengan inokulasi yang dilakukan didalam LAF (Laminar Air Flow). Penanaman bekteri harus dilakukan dengan steril. Praktikan yang melakukan penanaman diwajibkan mencuci tangan dengan alkohol 70 % yang bertujuan untuk mematikan bakteri yang ada ditangan praktikan sehingga tidak terjadi kontaminasi dengan bakteri yang akan ditanam. Penanaman bakteri dilakukan dengan teliti agar tidak terkontaminasi dengan bakteri lainnya. Pengambilan bakteri menggunakan jarum ose yang telah dipijar di atas bunsen, setelah itu lakukan penanaman di media agar miring dengan cara menz-zigzagkan jarum ose yang terdapat bakteri ke dalam media agar miring.
Bakteri yang ditanam ada 3 macam antara lain E. Coli, Streptococcus dan Samonela. Setelah dilakukan penanaman mulut tabung reaksi yang terdapat media agar miring dipanaskan dengan bunsen. Bertujuan untuk mematikan bekteri yang terdapat dimulut tubus. Kemudian tutup tubus menggunakan kapas yang juga telah disterilisasi. Inkubasi penanaman bakteri didalam inkubator selama 1 x 24 jam. Setelah diinkubasi dapat terlihat bakteri yang ditanam bermunculan dimedia agar miring tersebut. Pindahkan media yang telah diinkubasi kedalam kulkas yang bertujuan untuk menidurkan bakteri.


VI.          KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penanaman bakteri yang paling penting dilakukan adalah pembuatan media tanam. Pada pembuatan media tanam pada praktikum kali ini digunakan bahan nutrien agar (NA) sebagai bahan utama dan aquadest sebagai pelarutnya. Media tanam yang dibuat adalah media agar miring. Digunakan untuk menanam bakteri E.Coli, streptococcus dan Samonella. Penanaman dilakukan didalam laminar air flow (LAF) menggunakan alat yang telah disterilisasi sebelumnya dan waktu inkubasi bakteri selama 1 x 24 jam. Setelah itu dapat terlihat hasil dari bakteri yang telah ditanam.
B.       Saran
Praktikan yang melakukan pengerjaan disarankan untuk lebih hati-hati. Agar alat-alat yang telah disterilisasi tetap steril dan terkontaminasi bila melakukan penanaman. Dan apabila melakukan penanaman, semprotkan tangan praktikan dengan alkohol 70% serta bila telah melakukan penanaman semprotkan tangan dengan alkohol 70 % untuk mematikan bakteri yang terkena di praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Hadietomo, 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kusnadi, 2003. Mikrobiologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Schlegel. Hans E, 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gajahmada University Pers.
Volk, W. A & Wheeler. M. F, 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid I edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, S. T, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga












Samarinda, 07 April 2016
     Mengetahui,
     Dosen pembimbing                                                    Penulis,


Anita Apriliana M.Farm.,Apt                             Kelompok Mikrobiologi
i pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia, sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaidah umum kimia.
II.          DASAR TEORI
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut madium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang ditambah darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk,1993)
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media yang berupa moleku-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Pembuatan media didasarkan pada fungsi komposisi media dan konsistensinya sehingga dapat tumbuh dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. (Hadietomo,1993)
Bahan-bahan media pertumbuhan antara lain :
1.         Bahan Dasar
a.       Air (H2O) sebagai pelarut
b.      Agar (dari rumput laut) bukan sebagai makanan bakteri karena agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme
c.       Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kalogen.
d.      Silica gel, bahan yang mengandung natrium silikat. Sebagai pemadat media
2.         Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C,H,O,N dan P. Dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan atau trace element.
3.         Bahan yang digunakan dalam pembuatan media
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan dapat terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling). Jika tercampur air dingin, agar tidak akan larut. Pencairan dan pemadatan agar berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan PH asam pada agar. (Kusnadi,2003)
Jenis penggolongan media antara lain :
Media dapat digolongkan berdasarkan susunan kimia, sifat wujudnya dan fungsinya.
1.         Berdasarkan susunan kimia
a.       Media anorganik, merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
b.      Media organik, merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan organik
c.       Media sintetik (media buatan), merupakan media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Biasanya untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba.
d.      Media non sintetik, merupakan media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Biasanya untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. (Schlegel, 1994)
2.         Berdasarkan sifat wujudnya
a.       Media cair, merupakan media yang berbentuk cair dan biasa dipakai yaitu kaldu.
b.      Media padat, media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah.
c.       Media padat yang dapat dicairkan (semi solid), suatu bahan apabila dalam keadaan panas akan berbentuk cair. Sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media Agar.
3.         Berdasarkan fungsinya
a.       Media diperkaya, media yang ditambahi dengan zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak tanaman.
b.      Media selektif, media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif).
c.       Media diferensial, media yang ditambahi zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya.
d.      Media penguji, media yang susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin. misalnya vitamin asam-asam amino, antibiotik dan sebagainya.
e.       Media untuk perhitungan jumlah mikroba, media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
f.       Media khusus, media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubaha-perubahan kimia tertentu. (Schlegel, 1994)
Menurut kandungan nutrisinya, media dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1.        Defined Media (Synthetic Media)
Defined media merupakan media yang komponen penyusunnya sudah diketahui atau ditentukan. Media ini biasanya digunakan dalam penelitian  untuk mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme, contoh: media untuk E.Coll. (Pratiwi,2008).
2.        Media kompleks ( Complex Media)
Media kompleks merupakan media yang tersusun dari komponen yang secara kimia tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikroorganisme tertentu tidak diketahui. Contoh : ekstrak daging, ekstrak khamir atau yeast extract dan pepton. Contohnya : Nutrient Broth/ Agar, Tryptic Soya Broth (TBS)/ Tryptic Soya Agar (TSA), MacConkey Agar (Pratiwi,2008).
3.        Media penyubur
Media penyubur merupakan media yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Media ini digunakan bila kita ingin menumbuhkan salah satu mikroorganisme dari kultur campuran (Pratiwi,2008).
4.        Media umum
Media umum merupakan media pendukung bagi banyak pertumbuhan mikroorganisme, contoh : TSB , TSA (Pratiwi,2008).
5.        Media selektif
Media selektif merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain. Pada media ini ditambahkan bahan penghambat pertumbuhan (Pratiwi,2008).
6.        Media diferensial
Media diferensial merupakan media yang digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan bahkan dapat digunakan untuk identifikasi. Contohnya adalah media agar darah (Pratiwi,2008).
7.        Media khusus
Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Contoh bahan-bahan itu adalah natioglikolat system, asam askorbat, sebagai indicator anaerob digunakan rezasurin ( bila terjadi oksidasi yang berarti bakteri bersifat aerobic, akan terbentuk warna merah). (Pratiwi,2008)

III.          METODOLOGI PRAKTIKUM
A.      Alat
1.         Autoclave
2.         Timbangan analitik
3.         Inkubator
4.         LAF
5.         Jarum ose
6.         Tabung reaksi
7.         Rak tabung
8.         Gelas ukur
9.         Batang pengaduk
10.     Erlenmeyer
11.     Kapas dan kassa
12.     Lampu spiritus
13.     Korek api
14.     Aliminium foil

B.       Bahan
1.         Nutrien Agar
2.         Aquadest
3.         Sampel bakteri salmonella, E. colli , dan streptococcus

C.       Skema Kerja
1.   Cara Pembuatan Media











Rounded Rectangle: Setelah beku, media agar miring dapat digunakan untuk penanaman mikroba






















Rounded Rectangle: Disumbat mulut Erlenmeyer dan dilapisi aluminium foil







 



















2.   Cara Penanaman Bakteri









Rounded Rectangle: Inkubasi bakteri pada suhu 36,9 ºC selama 1x24 jam.












Rounded Rectangle: Nyalakan lampu Spritus
(di dalam LAF )

 









                                                                                







Rounded Rectangle: Ambil sedikit bakteri dari ujung tabung reaksi menggunakan jarum ose (di dalam LAF)

 
Rounded Rectangle: Bakar jarum ose sampai berpijar (di dalam LAF)

                                                                                                                       


IV.          HASIL PENGAMATAN
NO.
GAMBAR
KETERANGAN
1.
ü  Media (Nutrient Agar) sebelum dilarutkan
ü  Butiran berwarna kuning/coklat muda

2.
ü  Media setelah dilarutkan dengan aquades
ü  Larutan berwarna coklat muda/kuning keruh

3.
ü  Media sebelum disterilkan dalam  autoclave

4.
ü  Media setelah disterilakan dalam autoclave dengan temperature suhu 121˚C selama 15 menit.
ü  Media berwarna kuning /coklatmuda sangat jernih

5.
ü  Media dituang dalam tabung reaski dan di letakkan miring dilakukan  di dalam Laminal Air Flow
ü  Setelah didiamkan  media menjadi agar yang berbentuk miring

6.
ü  Media ditanamkan bakteri pada masing-masing tabung reaksi yang berisi media, tiap tabung reaksi ditanamkan bakteri yang berbeda.

7.
ü  Media sebelum dimasukkan dalam inkubator untuk menjaga kestabilan situasi dan kondisi agar tidak terkontaminasi

8.
ü  Media setelah dimasukkan incubator selama 1 x 24 jam dengan suhu 36,9
ü  Bakteri yang ditanam tubuh tetapi sangat kecil memungkin untuk melihat dengan mata.




V.          PEMBAHASAN
Pada penanaman bakteri hal yang paling penting selain menanam bakteri ialah bagaimana kita membuat media tanam. Media tanam merupakan campuran zat-zat organik maupun non organik yang dibuat untuk menumbuhkan bakteri. Pada pembuatan media tanam ini digunakan bahan agar nutrien sebagai bahan utamanya. Nutrien agar (NA) merupakan salah satu media umum yang digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji produk pangan ataupun untuk mengisolasi mikroorganisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah ekstrak daging, pepton, agar dan air. Agar berfungsi untuk memadatkan medium. Hal-hal penting yang kita tekankan saat pembuatan media agar ini ialah penimbangan, pelarutan, dan sterilisasi, artinya penimbangan agar nutrien harus dilakukan secara tepat menggunakan timbangan analitik yang ketepatannya sudah diuji agar media tersebut dapat terbentuk dengan baik.
Kemudian dilakukan pelarutan agar dengan menggunakan 200 ml air di dalam erlenmeyer,  pelarutan ini dilakukan sebaik mungkin dengan tujuan tidak ada lagi butiran agar yang belum terlarut dalam air. Oleh sebab itu dilakukan penggojogkan yang kemudian dilanjutkan dengan pengadukan menggunakan batang pengaduk steril, digunakan batang pengaduk steril dimaksudkan untuk meminimalisir kontaminasi dengan makhluk hidup lain. Setelah dilakukan pelarutan tutup erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil, yang kemudian dilakukan sterilisasi dalam autoclave.
Sterilisasi ini bertujuan mematikan segala bentuk kehidupan yang ada di dalam media, agar pada saat penanaman bakteri yang ingin ditanam tidak terkontaminasi dengan bakteri-bakteri lain. Sterilisasi dilakukan selama 15 menit dengan suhu 1210C. setelah sterilisasi dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan media. Media yang akan dibuat ialah media agar miring, digunakan media agar miring karena berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga banyak bakteri yang tumbuh. Pembuatan media ini dilakukan di dalam LAF (Laminar Air Flow) dan mulut tabung juga dilakukan pemijaran, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi dengan bakteri-bakteri lain yang tidak diinginkan.
Setelah pembuatan medium agar miring, dilakukan penanaman bakteri atau biasa disebut dengan inokulasi yang dilakukan didalam LAF (Laminar Air Flow). Penanaman bekteri harus dilakukan dengan steril. Praktikan yang melakukan penanaman diwajibkan mencuci tangan dengan alkohol 70 % yang bertujuan untuk mematikan bakteri yang ada ditangan praktikan sehingga tidak terjadi kontaminasi dengan bakteri yang akan ditanam. Penanaman bakteri dilakukan dengan teliti agar tidak terkontaminasi dengan bakteri lainnya. Pengambilan bakteri menggunakan jarum ose yang telah dipijar di atas bunsen, setelah itu lakukan penanaman di media agar miring dengan cara menz-zigzagkan jarum ose yang terdapat bakteri ke dalam media agar miring.
Bakteri yang ditanam ada 3 macam antara lain E. Coli, Streptococcus dan Samonela. Setelah dilakukan penanaman mulut tabung reaksi yang terdapat media agar miring dipanaskan dengan bunsen. Bertujuan untuk mematikan bekteri yang terdapat dimulut tubus. Kemudian tutup tubus menggunakan kapas yang juga telah disterilisasi. Inkubasi penanaman bakteri didalam inkubator selama 1 x 24 jam. Setelah diinkubasi dapat terlihat bakteri yang ditanam bermunculan dimedia agar miring tersebut. Pindahkan media yang telah diinkubasi kedalam kulkas yang bertujuan untuk menidurkan bakteri.


VI.          KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penanaman bakteri yang paling penting dilakukan adalah pembuatan media tanam. Pada pembuatan media tanam pada praktikum kali ini digunakan bahan nutrien agar (NA) sebagai bahan utama dan aquadest sebagai pelarutnya. Media tanam yang dibuat adalah media agar miring. Digunakan untuk menanam bakteri E.Coli, streptococcus dan Samonella. Penanaman dilakukan didalam laminar air flow (LAF) menggunakan alat yang telah disterilisasi sebelumnya dan waktu inkubasi bakteri selama 1 x 24 jam. Setelah itu dapat terlihat hasil dari bakteri yang telah ditanam.
B.       Saran
Praktikan yang melakukan pengerjaan disarankan untuk lebih hati-hati. Agar alat-alat yang telah disterilisasi tetap steril dan terkontaminasi bila melakukan penanaman. Dan apabila melakukan penanaman, semprotkan tangan praktikan dengan alkohol 70% serta bila telah melakukan penanaman semprotkan tangan dengan alkohol 70 % untuk mematikan bakteri yang terkena di praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Hadietomo, 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kusnadi, 2003. Mikrobiologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Schlegel. Hans E, 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gajahmada University Pers.
Volk, W. A & Wheeler. M. F, 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid I edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, S. T, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga












Samarinda, 07 April 2016
     Mengetahui,
     Dosen pembimbing                                                    Penulis,


Anita Apriliana M.Farm.,Apt                             Kelompok Mikrobiologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar